"Selamat pagi Bapa...".
Ah! saat itu juga Aku memberimu kasih karunia, anugerah, rahmat dan pengurapan yang baru. Ya walaupun kadang engkau bangun kesiangan lalu bergegas mandi tanpa menyapaKu. Pun ketika engkau pergi untuk menyelesaikan tugas hari ini, engkau membawa bekal yang telah Kusiapkan; kasih setia, kebaikan, kemurahan, belaskasih, suka cita, damai sejahtera, kesabaranKu yang mengenyangkanmu yang untuk juga kau bagikan untuk teman-temanmu.
Padahal nak, kau sadari atau tidak Aku ada di tengah-tengah engkau ketika engkau terbahak di tengah kegembiraan canda dengan teman-temanmu. Nak, Aku menyayangimu. Kau tahu anakKu, engkau menempati tempat yang special di hatiKu yang tidak dapat digantikan siapapun. Tapi nak, terkadang Aku begitu sedih dan menahan hati karena kerasnya hatimu ketika menginginkan sesuatu yang Aku tidak izinkan atau Aku katakan, "tunggu dulu" dan engkau tetap lakukan. Ingatkah engkau, engkau pernah berkata, " ... biar kehendak Bapa yang jadi ".
Nak, nak... Aku sempat geleng-geleng kepala. Kau tahu itu membuatKu sedih? Seakan engkau tidak percaya hatiKu. Sungguh, Aku ingin yang terbaik bagi engkau tetapi engkau sulit mengerti Aku. Sampai Aku sendiri harus menghajar engkau untuk mendisplin sehingga engkau menyadari bahwa Aku tahu apa yang terbaik bagi anakKu sendiri.
Aku hendak mengajar dan menunjukkan padamu jalan yang harus kau tempuh, Aku hendak memberi nasehat kepadamu. Lihat mataKu, tertuju padamu. Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal yang kegarangannya harus dikendalikan oleh tali les atau kekang kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau. Sekali waktu engkau datang padaKu dengan air mata berderai sampai nafasmu pun tersengal. Engkau berteriak memanggil dan mencari Aku, "Bapa, Bapa,...".
Ini Aku nak, jangan takut. Aku tidak tinggalkan engkau sendirian. Seandainya engkau bisa melihat hatiKu, pedihnya melebihi luka yang kau rasa, pilunya Kutanggung air mataKu lebih dari engkau tanggung. Bebanmu adalah bebanKu juga. Selama hidupmu Aku selalu bersamamu, datang padaKu ketika engkau takut. Aku mengurung engkau dari depan dan dari belakang, tanganKu Kutaruh atasmu. Lihat kepadaKu jika engkau ragu untuk memilih dan memutuskan sesuatu dalam engkau menempuh kedewasaanmu.
Hampiri Aku jika engkau lelah, sampai masa tuamu Aku tetap Bapamu, sampai masa putih rambutmu pun Aku mau menggendong engkau, bukankah Aku telah melakukannya dan Aku akan menanggung engkau terus. Aku mau memikul dan menyelamatkan engkau. Aku Bapamu di hari-harimu yang manis, Aku juga Bapamu di hari-harimu yang tidak manis.
Waktu engkau ditinggal teman-temanmu sendirian karena kurangnya pengertian dalam hidupmu. Tak seorangpun berdiri bersama engkau ketika engkau membutuhkannya, melupakan dan tidak menyayangi engkau, Aku tidak. Coba kamu pikir, dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya sehingga ia tidak menyayangi anak kandungnya?
Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukis engkau di telapak tanganKu supaya senantiasa engkau tetap di ruang mataKu. Sebab rasa cintaKu kepadamu selebar samudra yang tak bertepi, lebih luas lagi; setinggi langit yang tak terbatas, lebih tinggi lagi; sedalam lautan yang tak terselami, lebih dalam lagi.
Dan ketika engkau telah menyelesaikan hari ini, Kulihat engkau terlalu lelah untuk menyapaKu. Mari Nak, bersihkan dirimu, segarkan dengan air hidupKu maka engkau akan mendapat kekuatan baru, seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya, dia berlari tidak menjadi lesu dan berjalan tidak menjadi lelah.
Makanlah firman yang telah Kusiapkan untukmu, maka engkau tidak lapar lagi lalu istirahatkan dirimu dalam hadiratKu dengan perlindunganKu. Dan Aku akan menjaga engkau sampai menjelang hari esok yang penuh harapan dan Aku akan perintahkan berkat-berkatKu atasmu pada waktu engkau tidur. Selamat malam Nak...